Pandemi COVID-19 membawa dampak besar bagi gaya hidup masyarakat. Untuk menghindari penularan virus corona, masyarakat dihimbau untuk membatasi kontak fisik dan interaksi dengan sesama.
Hal tersebut berpengaruh terhadap perubahan gaya hidup masyarakat dalam menjalankan aktivitasnya sehari-hari. Tapi, setelah pandemi mereda, kini masyarakat sudah mulai menjalankan aktivitasnya dengan normal.
Meski masyarakat sudah bisa menjalankan aktivitasnya seperti sedia kala, tak menutup fakta terjadinya perubahan gaya hidup yang cukup mencolok. Perubahan terkait gaya hidup setelah pandemi ini juga cenderung positif bagi kehidupan.
Selain gaya hidup, budaya konsumsi masyarakat juga turut mengalami perubahan setelah pandemi. Lantas, apa saja perubahan-perubahan gaya hidup dan budaya konsumsi yang terjadi setelah Pandemi?
Hasil penelitian BMC menyebutkan, sekitar 56,2% dari 1000 responden mengatakan bahwa mereka termotivasi untuk tetap membiasakan pola hidup sehat. Adanya perubahan ini didasari atas kekhawatirannya terkait penularan virus.
Sehingga seseorang memutuskan untuk tetap mempertahankan kebiasaannya dalam menjaga kesehatan. Pola hidup sehat yang masih dipertahankan, seperti cuci tangan, mengkonsumsi makanan sehat, rajin berolahraga, hingga menggunakan masker saat keluar rumah.
Selain itu, masyarakat juga lebih selektif lagi dalam memilih makanan yang akan dikonsumsi. Jadi tak heran jika kini masyarakat lebih memilih memasak di rumah untuk tetap menjaga kesehatannya.
Saat pandemi sedang melanda, belanja online menjadi alternatif dalam pemenuhan kebutuhan tanpa harus keluar rumah. Ketika masa pandemi memang disarankan untuk belanja secara online.
Sebab dengan belanja online memungkinkan pengiriman tanpa kontak dan menghindari penularan virus. Tapi setelah pandemi, budaya berbelanja online ini justru malah semakin meningkat.
Hal ini didukung dengan adanya hasil Survei Sosial Demografi yang menyebutkan bahwa 31% responden lebih memilih belanja online. Sedangkan 28% responden lain memilih belanja di toko.
Meski belanja online lebih memudahkan dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari, namun hal tersebut sebenarnya bisa menimbulkan gaya hidup konsumtif.
Selama pandemi, sistem pembelajaran daring dipilih dengan tujuan untuk menghindari penularan virus corona. Alat pembelajaran jarak jauh yang dipakai untuk belajar daring pun juga sangat beragam.
Tapi setelah pandemi berlalu, kini sistem belajar sudah kembali seperti semula, yaitu secara offline dan dilaksanakan di sekolah.
Perubahan ini memberikan dampak positif bagi para pelajar. Sebab dengan belajar di sekolah jauh lebih efektif daripada belajar daring di rumah.
Meski pandemi sudah berlalu, pengadaan acara virtual masih banyak dilakukan. Alasan yang mendasari pengadaan acara virtual ini salah satunya untuk meminimalisir pengeluaran biaya yang besar.
Bahkan sebagian karyawan di perusahaan tertentu masih setia menjalankan produktivitas kerja jarak jauh. Hal ini menunjukkan bahwa masa pandemi telah memberikan dampak dan pengaruh besar bagi gaya hidup masyarakat.
Mengingat Pandemi COVID-19 memberikan perubahan signifikan terhadap gaya hidup, pastinya perubahan ini bisa memiliki dampak positif dan negatif.
Salah satu perubahan yang berdampak negatif bagi masyarakat adalah gaya hidup yang konsumtif. Dengan kemudahan akses virtual ke berbagai hal, seperti belanja secara online tentu membuat masyarakat menjadi lebih boros.
Oleh sebab itulah, sebagai masyarakat harus lebih pintar memilah mana dampak negatif yang tidak harus dilakukan. Dengan begitu, maka akan menciptakan perubahan gaya hidup yang lebih baik setelah pandemi. Untuk informasi seputar perkembangan COVID-19 dapat kunjungi https://www.togethertrial.com/.
Hal tersebut berpengaruh terhadap perubahan gaya hidup masyarakat dalam menjalankan aktivitasnya sehari-hari. Tapi, setelah pandemi mereda, kini masyarakat sudah mulai menjalankan aktivitasnya dengan normal.
Perubahan Gaya Hidup Setelah Pandemi
Selain gaya hidup, budaya konsumsi masyarakat juga turut mengalami perubahan setelah pandemi. Lantas, apa saja perubahan-perubahan gaya hidup dan budaya konsumsi yang terjadi setelah Pandemi?
1. Pola Hidup yang Lebih Sehat
Hasil penelitian BMC menyebutkan, sekitar 56,2% dari 1000 responden mengatakan bahwa mereka termotivasi untuk tetap membiasakan pola hidup sehat. Adanya perubahan ini didasari atas kekhawatirannya terkait penularan virus.
Sehingga seseorang memutuskan untuk tetap mempertahankan kebiasaannya dalam menjaga kesehatan. Pola hidup sehat yang masih dipertahankan, seperti cuci tangan, mengkonsumsi makanan sehat, rajin berolahraga, hingga menggunakan masker saat keluar rumah.
Selain itu, masyarakat juga lebih selektif lagi dalam memilih makanan yang akan dikonsumsi. Jadi tak heran jika kini masyarakat lebih memilih memasak di rumah untuk tetap menjaga kesehatannya.
2. Meningkatnya Belanja Online
Saat pandemi sedang melanda, belanja online menjadi alternatif dalam pemenuhan kebutuhan tanpa harus keluar rumah. Ketika masa pandemi memang disarankan untuk belanja secara online.
Sebab dengan belanja online memungkinkan pengiriman tanpa kontak dan menghindari penularan virus. Tapi setelah pandemi, budaya berbelanja online ini justru malah semakin meningkat.
Hal ini didukung dengan adanya hasil Survei Sosial Demografi yang menyebutkan bahwa 31% responden lebih memilih belanja online. Sedangkan 28% responden lain memilih belanja di toko.
Meski belanja online lebih memudahkan dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari, namun hal tersebut sebenarnya bisa menimbulkan gaya hidup konsumtif.
3. Perubahan Sistem Belajar
Selama pandemi, sistem pembelajaran daring dipilih dengan tujuan untuk menghindari penularan virus corona. Alat pembelajaran jarak jauh yang dipakai untuk belajar daring pun juga sangat beragam.
Tapi setelah pandemi berlalu, kini sistem belajar sudah kembali seperti semula, yaitu secara offline dan dilaksanakan di sekolah.
Perubahan ini memberikan dampak positif bagi para pelajar. Sebab dengan belajar di sekolah jauh lebih efektif daripada belajar daring di rumah.
4. Banyak Menyelenggarakan Acara Virtual
Meski pandemi sudah berlalu, pengadaan acara virtual masih banyak dilakukan. Alasan yang mendasari pengadaan acara virtual ini salah satunya untuk meminimalisir pengeluaran biaya yang besar.
Bahkan sebagian karyawan di perusahaan tertentu masih setia menjalankan produktivitas kerja jarak jauh. Hal ini menunjukkan bahwa masa pandemi telah memberikan dampak dan pengaruh besar bagi gaya hidup masyarakat.
Mengingat Pandemi COVID-19 memberikan perubahan signifikan terhadap gaya hidup, pastinya perubahan ini bisa memiliki dampak positif dan negatif.
Salah satu perubahan yang berdampak negatif bagi masyarakat adalah gaya hidup yang konsumtif. Dengan kemudahan akses virtual ke berbagai hal, seperti belanja secara online tentu membuat masyarakat menjadi lebih boros.
Oleh sebab itulah, sebagai masyarakat harus lebih pintar memilah mana dampak negatif yang tidak harus dilakukan. Dengan begitu, maka akan menciptakan perubahan gaya hidup yang lebih baik setelah pandemi. Untuk informasi seputar perkembangan COVID-19 dapat kunjungi https://www.togethertrial.com/.